POHON KESEPIAN
Scene 01.
Di halaman
sekolah – siang hari
Sawitra,
teman-teman dekatnya, anak-anak pulang sekolah
Suara lonceng 3X, tanda sekolah
usai. Anak-anak berhamburan keluar dari kelas, melintas di halaman. Beberapa
saat, tampak Sawitra berjalan bersama teman-teman dekatnya.
Scene 02.
Di luar pagar
sekolah – siang hari
Sawitra
dan teman-teman dekatnya
Sawitra bersama teman-teman
dekatnya, keluar dari pagar. Berhenti sejenak di depan pagar. 2 teman dekatnya
melambaikan tangan, berjalan kearah kiri. Sawitra bersama 2 teman dekatnya yang
lain, berjalan kearah kanan.
Scene 03.
Di persimpangan
jalan loging, di tengah sawitan – siang hari
Sawitra,
2 teman dekatnya.
Sawitra bersama 2 teman dekatnya,
berjalan menyusuri jalan loging. Di persimpangan mereka berhenti, saling Tos! 2
teman dekatnya berjalan lurus, Sawitra belok kiri sendirian, melambaikan
tangan.
Scene 04.
Di tengah
sawitan – siang hari
Sawitra,
Alfin, Solikin
Sawitra berjalan sendirian di tengah
sawitan. Tak berapa lama terdengar suara aneh. Dia berhenti sejenak, tengok
kanan-kiri…
Sawitra:
(dalam batin) ah, itu pasti suara Alfin. Pura-pura takut sajalah…
Kemudian
Sawitra berlari. Tak berapa lama dari balik pohon sawit, keluar seorang anak
bertubuh besar, salah satu teman dekat Sawitra, yang berpisah di depan pagar
sekolah.
Alfin : haha… haha… dasar penakut. Haha… haha…
Sawitra tunggu…
Alfin
berlari menyusul Sawitra, Disusul kemudian teman satunya lagi (Solikin) yang
bertubuh kecil, yang sejak tadi bersembunyi.
Scene 05.
Di dalam rumah –
siang hari
Ibu, Sawitra
Rumah
Bapak Sawitra, tampak tua, termakan usia. Dinding kayu. Di dalam rumah tampak
seonggok kelapa sawit. Di ruangan tengah ada meja kursi sederhana, terbuat dari
kayu. Sawitra masuk (pulang dari sekolah). Terdengar suara dari dalam kamar.
Ibu :
sudah pulang, Nak? (kemudian keluar dari kamar, menuju ruang tengah)
Sawitra:
emak tidak kerja?
Ibu : bapakmu terserang demam, ketika kamu
berangkat sekolah.
Sawitra:
Bapak sakit?
Ibu : bapakmu pesan, setelah makan siang, kamu
mencari rumput, untuk makan sapi kita.
Scene 06.
Di tengah hutan
– siang hari
Sawitra dan
Pohon
Sawitra
memotong dahan dan rumput. Setelah cukup, dia menjinjing kerajangnya. sawitra
bejalan, sambil membawa sabit dan keranjang. Sesampainya di pohon yang besar,
terdengar suara menangis.
Sawitra:
hai, siapa kau? Alfinkah?
Pohon : aku. Aku adalah pohon yang kesepian…
Sawitra:
pohon? Kamu bisa bicara?
Pohon : aku adalah pohon yang kesepian…
Sawitra:
kenapa kamu menangis?
Pohon:
karena teman-temanku sudah ditebang oleh teman-teman Bapakmu.
Sawitra:
termasuk bapak saya?
Pohon : ya! Kemudian hutan ini ditanami sawit.
Sehingga saya tidak punya teman.
Scene 07.
Di halaman
sekolah – siang hari
Sawitra dan
teman-teman dekatnya
Di bawah pohon rindang, mereka bergerombol,
tampak serius.
Sawitra:
demikian ceritanya teman-teman.
Agus : bukankah sawit juga bermafaat bagi kita
semua?
Budi : bukan manfaatnya yang dimaksud!
Agus : lalu?
Alfin : pohon itu kesepian!
Agil : saya jadi bingung…
Likin : saya punya ide…
Semua : apa itu?
Likin : tanyakan Sawitra…
Semua : huhu…
Sawitra:
begini teman-teman. Bagaimana kalau kita adakan gerakan menanam!
Scene 08.
Di tengah hutan
– siang hari
Sawitra,
teman-teman lainnya
Disekitar pohon kesepian, Sawitra
bersama teman-temannya menanam pohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar