Rabu, 24 Februari 2016

naskah FILM PENDEK-untuk ANAK-Ikan Kesepian



Thole dan Ikan Emas
Scene 01.
Di Jalan Raya – siang hari
Thole pulang sekolah

            Hiruk-pikuk kendaraan bermotor di jalan raya. Thole bersepeda, menyusuri tepian jalan.

Scene 02.
Di Jalan, tepian bantaran sungai – siang ahri
Thole pulang sekolah

Thole bersepeda menyusuri jalan, tepian/bantaran sungai. Ia berhenti sejenak  (masih di atas sepedanya), melihat-lihat air di sungai. Dia tersenyum. Kemudian mengayunkan pedal. Melajukan sepedanya.

Scene 03.
di jalan masuk kampong – siang hari
Thole pulang sekolah

Thole bersepeda, menyusuri jalan kampungya. Kadang dia mengusap keringat diwajahnya, dengan tangan.

Scene 04.
Di pekarangan rumah – saing hari
thole

thole masuk pekarangan. Menaruh sepedanya begitu saja. Dia masuk rumah.

Scene 05.
Di dalam rumah – siang hari.
Thole

Thole melepas tas, baju, sepatu. Menaruh tas, sepatu, baju. Ganti kaos.

Scene 06.
Di halaman – siang hari
Thole, anak-anak bermain.

Sekerumunan anak-anak putri sedang bermain. 2 anak putra mengganggu. Anak-anak putri marah. 2 anak putra sambil tertawa, meninggalkan anak-anak putri. Anak-anak putri melanjutkan bermainnya.

Scene 07.
Di halaman – siang hari
Thole dan anak-anak putra.

Thole dan 1 temannya duduk. Memandang teman-teman putri bermain. Beberapa saat kemudian teman putra yang lain berdatangan.
Anak 1:  teman-teman, yo bermain, yo!
Anak 2:  bermain apa.
Anak 3:  sepak bola bagaimana?
Anak 4: bosan saya. Bermain yang lain saja.
Thole :  teman-teman, bagaimana kalau kita mancing? Tadi pulang sekolah saya melihat0lihat air di sungai. Kelihatannya ikannya banyak
Semua: ok, setuju.
Kemudian mereka bubaran.

Scene 08.
Di jalan kampong – siang hari
Thole dan teman-temannya

Thole dan teman-temannya bersepeda, sambil membawa pancing.

Scene 09.
Di bantaran sungai – saing hari
Thole dan teman-temannya

Thole bersepeda bersama teman-temannya sampai di bantaran sungai. Mereka menyandarkan sepedanya, kemudian berjalan ketepi sungai peersiapan mincing, sampai pada adegan mancing. Beberapa kali mereka mengayunkan pancing dan mengangkatnya, 1 ekor ikanpun tidak ada yang nyangkut.
Anak 1:  thole, disini sepi ikannya
Anak 2:  pindah saja yuk!
Beberapa teman yang lain terpengaruh. Mereka menyabet-nyabetkan kailnya ke sungai. Tetapi Thole tetap tenang saja. Semua pada melihat Thole, kemudian mendekat. Tak lama kemudian kail Thole diangkat. Ternyata kail Thole tersangkut ikan emas.

Scene 10.
Di tepi sungai – siang hari
Thole dan teman-temannya

Setelah melihat Thole mendapat ikan, teman-temannya berebut melempar umpan disekitar tempat Thole mendapatkan ikan. Beberapa saat kemudian mereka mendengar suara tangis. Thole dan teman-temannya, bertanya-tanya dan mencari sumber suara tangis.

Suara:  huhu… huhu…huhu…
Thole:  siapa kamu?
Suara:  huhu… huhu… huhu…
Thole:  siapa kamu? Kenapa kamu menangis?
Suara:  aku… huhu… aku ikan emas yang kamu pancing.
Semua:  ikan emas?

Scene 11.
Di bantaran sungai – siang hari
Thole dan teman-temannya
Ikan emas di kaleng bekas roti. Thole dan teman-temannya mendekat.
Thole  :  ikan emas, kenapa kamu menangis?
Semua: iya ikan emas, kenapa kamu menangis?
Suara  :  aku kesepian, tidak punya teman, tidak seperti kalian…
Anak 6:  memangnya teman-temanmu pada kemana?
Suara  :  teman-temanku pada mati semua…
Anak 7:  karena apa? Sakit ya?
Suara  :  tidak! Teman-temanku mati karena perbuatan manusia… teman-temanku ada yang mati karena diapotas, disetrum, dan lain-lain.
Semua:  apakah mereka orang tua kami?
Suara  :  aku tidak tahu, apakah mereka orang tua kalian atau bukan. Mereka manusia-manusia jahat! Jahat! Jahaaaat! Huhu… huhu… huhu…

Scene 12.
Di gardu kampong – siang hari
Thole dan teman-temannya
Mereka duduk bergerombol. Di tengah kerumunan mereka, adalah kaleng bekas roti, berisi ikan emas. Mereka membicarakan nasib ikan emas.
Thole  :  saya akan mengembalikan ikan emas ini ke sungai.
Anak 8:  eman-eman kalo dikembalikan  Thole!
Anak 9:  kasihan dia, kalo di sungai, kesepian. Tidak punya teman.
Semua:  iya, disini kita semua temannya…
Anak 6:  dia kan hidupnya di air, sedang kita di darat.
Anak 7:  bagaimana kalo ikan emas itu dikembalikan, lalu kita temani?
Semua:  maksudnya, siang malam kita nemani di sungai, gitu!?
Anak 7: bukan begitu maksud saya…
Thole  :  sudah, sudah sudah! Saya punya ide. Bagaimana kalau kita kembalikan, kemudian kita tabur benih ikan untuk teman ikan emas di sungai?
  Semua: (saling memandang) setuju!

Scene 13.
Di tepi sungai – siang hari
Thole dan teman-temannya
Tjole dan teman-temannya, berdiri berjajar di tepi sungai. Thole membawa kaleng bekas roti isi ikan emas. Teman-temannya membawa aneka tempat, berisi aneka benih ikan. Pertama kali Thole melepas ikan emas, kemudian disusul teman-temannya menabur benih ikan yang mereka bawa.
Thole  :  selamat jalan ikan emas…
Semua:  sekarang kamu tidak kesepian lagi!
Suara  :  terimakasih Thole. Terimakasih teman-teman.

Scene 14.
Di bantaran sungai – siang hari
Thole
Seperti scene 01, dan scene 02. Thole tersenyum melihat jauh kedepan.
S-E-L-E-S-A-I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar